Berulangkali kupejamkan mata dari kilauan dirinya tetapi pancaran cahaya tubuhnya masih mampu menembus kelopak mataku. Kukosongkan seluruh ruangan otakku agar tak mengingatnya tetapi masih saja ada kenangan-kenangan hari yang mengetuk pintu-pintu pikiranku. Telah kukeringkan danau hatiku untuk menghilangkan jejak rasa, tetapi hujan perasaannya tetap dapat membasahi tanah jiwaku. Aku tak mampu, tak dapat, tak bisa melupakannya, menghilangkannya, menghapuskannya dan mungkin aku tak bisa hidup tanpanya.
Aku merasa berarti karenanya dan dia sangat berarti buatku karena dialah bunga abadi yang tercipta dari gurun perasaanku. Dia adalah kembaran hatiku dalam tuhan, hingga seakan segala hal di alam luas ini ada dalam dirinya bersamanya dan untuknya.
Sesungguhnya cintaku padanya lebih dari yang dia tahu dan bayangkan meski dia mungkin takkan pernah tahu, cintaku padanya lebih berat dari gunung-gunung, setinggi bintang sehangat bulan dan sedalam lautan terdalam di bumi. Dia adalah cinta yang tumbuh di dalam hati, dialah rasa abadi yang bersemayam di jantungku dan bidadari alam kehidupanku.
Telak kucium kaki bumi, telah kuterima tamparan angin, kutundukkan diriku di hadapan langit, kusujudkan hatiku di hadapanmu dan mencoba menterjemahkan kata-kata yang melekat di matamu tetapi ternyata masih kurang mampu menaklukkan roh perasaanmu yang selalu ruang bergentayangan di ruang pikiranku, yang selalu menghatuiku kemana pun ragaku pergi sesungguhnya pesona keindahannya telah terkubur di hamparan salju putihnya cintaku.
Dalam nafasnya mengalir nada-nada yang bercahaya sehingga ketika dia berucap setiap perkataannya mampu menuntunku keluar dari kegelapan kehidupan. Ketika dia datang maka bunga di seluruh ladang akan membuka matanya untuk melihat matahari, akan tetapi jika dia pergi maka takkan ada lagi musim semi di hatiku.
Engkau telah menanamkan cinta untuk tumbuh dihatiku serta menyelimuti mataku dengan keindahan wujudmu sehingga kilauan alam semesta pun engkau kalahkan dalam pandanganku.Engkau bagai roh yang tak tinggal dimana pun tetapi engkau dapat berada dimana pun.
Salju itu kini terbakar panas matahari,tak ada lagi keseimbangan didunia jiwaku saat engkau pergi meninggalkan tanpa perasaan yg membuat awan hitam di seluruh langit hatiku sehingga hujan airmata pun berguguran membasahi tanah retak di taman cintaku.perpisahan itu bagai gempa yang memporak-porandakan rumah-rumah hati yang telah kubangun dengan pengorbanan waktu.
Lukisan dirimu masih terpasang di dinding jiwaku,cahayamu pun masih dapat kurasakan menyinari ruang gelap di hatiku,jejakmu pun masih membekas di putih salju cintaku karena engkaulah ROH PERASAAN yg selalu bergentayangan di alam pikiran dan dunia cintaku!!!
Senin, 29 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Mantap Gan,...
Posting Komentar